Jumat, 04 Maret 2011

Fase Perkembangan Usia Anak


FASE PERKEMBANGAN KOGNITIF USIA ANAK-ANAK
Usia anak-anak merupakan usia sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak akan bertambah luas. Dengan luasnya minat maka akan bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi lebih kuat, sehingg anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
1.        Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget.
a.       Menurut Piaget pemikiran anak-anak usia sekolah dasar  disebut pemikiran operasional kongkrit (concrete operational). Menurut Piaget, operasi adalah hubungan-hubungan logis diantara konsep-konsep atau skema-skema. Sedangkan operasi kongkrit adalah aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau kongkrit dapat diukur.
Pada tahap ini anak  sudah mengembangkan pikiran logis. Ia mulai memahami operasi dalam sejumlah konsep, seperti 5 x 6= 30; 30:6=5. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari  pancaindra, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedkan apa yang Nampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya, dan diantara yang bersifat sementara dengan yang bersifat menetap.
b.      Negasi (negation). Pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan permulaan dan akhir dari deretan benda, yaitu pada mulanya keadannya sama dan pada akhirnya keadaannya menjadi titik sama. Anak tidak melihat apa yang terjadi diantaranya. Tetapi, pada masa kongkrit operasional anak memahami proses apa yng terjadi di antara kegiatan itu dan memahami hubungan-hubungan antara keuanya. Pada deretan benda-benda anak bisa (melalui kegiatan mentalya) mengembalikan atau membatalkan perubahan yang terjadi sehingga bisa menjawab bahwa sejumlah benda-benda adlah tetap sama.
c.       Resiprokasi (hubungan timbal balik). Ketika anak melihat bagaimana deretan benda-benda itu diubah, anak mengetahui bahwa deretan benda-benda bertambah panjang tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan deretan lain. Karena anak mengetahui hubungan timbal balik antara pandng dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka  anak tahu pula bahwa sejumlah bend-benda yang ad pada kedua deretan itu sama.
d.      Identitas. Anak pada masa kongkrit operasional sudah bisa mengenal satu persatu benda-benda yang ada pada deretan-dertan itu. Anak bisa menghitung, sehingga meskipun benda-benda dipindahkan, anak dapat mengetahui bahwa jumlahnya kan tetap sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar